Abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, yang artinya kehidupan manusia mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Abad 21 ditandai dengan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Yang sangat begitu pesat. Pada abad 21 berbagai informasi tersedia dimana saja, dapat di akses kapan saja, dan informasi dapat di peroleh oleh semua orang.  Sehingga dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Manusia ditutuntuk untuk memiliki keterampilan agar mampu menghadapi abad ke-21 dengan baik.


Berdasarkan Kenyataa kondisi Peserta didik saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan, maka pemerintah juga berusaha mencari solusi untuk menyikapi permasalahan yang sedangg muncul di dunia Pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan pemertintah yaitu melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS). Keterampilan literasi berperan penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan kehidupan mereka. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami berbagai sumber belajar baik teks lisan, tulisan, maupun visual. 


    Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Pembelajaran IPA Terpadu dan integrasi literasi era digital memberikan kesempatan hasil yang baik bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan. Dalam Penelitaian Dr. Asrizal M.Si, dkk (2017) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu terpadu pada siswa belum dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan harapan yang dibuktikan dari hasil penelitian pendahuluan pertama.


    Solusi alternatif dari permasalahan rendahnya literasi siswa adalah mengintegrasikan literasi kedalam bahan IPA terpadu berbasis digital guna untuk meningkatkan keterampilan peserta didik abad 21. Dengan adanya integrasi literasi era digital ke dalam IPA terpadu akan mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membaca, menulis, menghitung, menggambarkan informasi, dan memanfaatkan informasi visual. Dengan cara ini literasi fungsional, literasi saintifik, dan literasi visual dari siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan bahan ajar IPA terpadu berbasis digital dalam pembelajaran.


    Perkembangan informasi di era digital dapat menopang kemapuan manusia yang  menimbulkan dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya dengan pengembangan literasi   digital. Lietrasi digital menjadi akses informasi dalam bentuk digital yang mempunyai tantangan sekaligus peluang. Pada era keterbukaan informasi seperti saat ini, masyarakat Indonesia  disuguhkan  pada  segala  jenis  informasi tanpa  batas (Meilinda,  2020).  Oleh karena itu, masyarakat dan peserta didik diharapkan dapat mengikuti perkembangan    zaman agar tidak ketinggalan informasi. 


    Kecakapan literasi digital, merupakan langkah preventif dan edukatif untuk menyadarkan dampak positif dan negatif dunia internet sekaligus meminimalisir dampak-dampak negatif yang terjadi. Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten atau informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal (Syaripudin et al., 2017). Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran dengan tema tertentu untuk mengaitkan antar disiplin ilmu dengan mengaitkan kedalam kehidupan sehari-hari (Kadir, 2014). Dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan berbagai macam model keterpaduan. Sejumlah model pembelajaran terpadu, tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA tingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated) (Fogarty, 1991).


    Hasil penelitian yang terkait yaitu dengan bahan ajar IPA terpadu bermuatan literasi digital yaitu penelitian Dinata (2021) menyatakan bahwa Kemampuan literasi digital berperan penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran daring. mahasiswa   dengan   kemampuan   literasi digital   yang   baik   akan   berupaya   untuk mencari    dan  menyeleksi  informasi  yang penting dan memahami, mengkomunikasikan,  dan  menyampaikan gagasan-gasan  dalam  ruang  digital.  Selain itu,    kemampuan    literasi    digital    akan membuka  kesempatan  kepada  mahasiswa untuk berpikir, berkomunikasi, dan berkarya   yang   akhirnya   bermuara   pada kesuksesan belajar mahasiswa. Hasil Penelitian Harjono (2018) menyatakan Melalui literasi digital, anak-anak dapat diajarkan untuk bisa memanfaatkan jejaring media sosial untuk berbagi pengetahuan dan belajar untuk menggunakannya secara bijak dan produktif. Hasil penelitian Khasanah (2019) menyatakan bahwa dalam menghadapi pendidikan abad 21 (revolusi industri 4.0) sekarang ini sudah seharusnya setiap lembaga pendidikan/sekolah menerapkan pembiasaan literasi digital (Digital-age Literasi) dalam pembelajaran di kelas/sekolah guna membangun karakter peserta didik modern dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, dan memiliki pemahaman terhadap dimensi-dimensi literal digital tersebut serta dapat mengembangkan materi dan metode pembelajaran literasi digital di sekolah dan luar sekolah, dalam rangka menghadapi era pendidikan abad 21 (Revolusi industri 4.0). Agar tidak tergerus dengan arus perkembangan teknologi serta dapat bersaing ditingkat internasional.


    Jadi bahan ajar IPA bermuatan literasi digital dapat efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan abad 21 pada peserta didik untuk mampu bersaing dengan masyarakat luas. Dan dengan mengintegrasikan literasi digital ke dalam bahan ajar menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Peserta didik pada umumnya menyukai pembelajaran yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik lebih semangat jika pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.