Jambi-- Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang menyebabkan kerusakan sendi, deformitas, dan kecacatan. Inflamasi yang terjadi dapat menyebabkan kesakitan dan menurunnya mobilisasi sehingga berpengaruh pada kualitas hidup pasien RA. Perlu dilakukan terapi untuk mengatasi inflamasi yang terjadi sehingga tidak berkembang menjadi sebuah komplikasi. Salah satunya dengan pemberian obat anti inflamasi seperti NSAID.

Sebuah penelitian telah dilakukan di sebuah puskesmas di kota Jambi untuk mengetahui jenis obat NSAID terbanyak yang diberikan pada pasien RA. Data yang dikumpulkan dan dianalisa adalah data pengobatan RA pada tahun 2019. Penelitian ini dilakukan oleh penulis di bawah bimbingan ibu apt. Jelly Permatasari, M.Farm dan ibu apt. Rasmala Dewi, M.Farm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa NSAID terbanyak yang digunakan untuk mengatasi inflamasi pada RA adalah Na diclofenac sejumlah 41,46% dibandingkan dengan obat NSAID yang lain seperti asam mefenamat, meloxicam, piroxicam dan ibu profen dengan angka presentase dibawah Na diclofenac. Na diclofenac diberikan pada pasien RA dengan interval pemberian setiap 12 jam atau dua kali sehari satu tablet. Tingginya pemberian na diclofenak dibandingkan dengan NSAID lainnya belum diteliti lebih lanjut secara laboratoris terkait efektifitasnya dalam mengatasi inflamasi, namun  respon positif diperoleh dari feedback pasien dengan keluhan yang berkurang pada pasien yang mendapatkan terapi na diclofenac. 

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, namun penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber data dan informasi dalam penatalaksanaan inflamasi pada pasien RA.