Jambi- Ketidakpatuhan dan ketidakpahaman pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan terapinya. Oleh karena itu, pelayanan informasi obat penting untuk disampaikan kepada pasien agar membantu pasien untuk memahami penggunaan obat sehingga tujuan terapi dapat tercapai.
Sebuah penelitian telah dilakukan di sebuah apotek rawat jalan disalah satu rumah sakit di kota Jambi oleh Ismi Anggun Soleha seorang mahasiswi tugas Akhir Prodi Farmasi STIKES Harapan Jambi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pelayanan informasi obat diberikan kepada pasien dalam hal komponen informasi dan bentuk pelayanan informasi obat yg diterapkan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional dengan rancangan observasional deskriptif dan menggunakan data prospektif. Data dikumpulkan menggunakan checklist observasi. Peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada pasien yang bersedia menjadi responden dan kepada apoteker pemberi layanan informasi obat di rumah sakit tersebut.
Hasil penelitian menunjukan untuk komponen informasi obat yang diberikan tercapai 70% sementara bentuk pelayanan informasi obat yang diterapkan hanya 50% dari seharusnya menurut standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit untuk kategori pelayanan informasi obat. Kendala yang dihadapi adalah belum berimbangnya tenaga apoteker sebagai pemberi pelayanan informasi obat dengan jumlah pasien yang banyak di rumah sakit.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pihak terkait dalam meningkatkan pelayanan informasi obat yang lebih baik untuk pasien demi tercapainya keberhasilan terapi.
Penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan ibuk apt. Jelly Permatasari, M. Farm dan ibu Lili Andriani, M.Si.