Jambi—Penyakit TB (tuberkulosis) paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan penularannya melalui udara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Tingkat kepatuhan minum obat tuberkulosis sangatla penting, karena bila kepatuhan minum obat rendah maka akan menimbulkan resisten (kekebalan) kuman Mycobacterium tuberculosis.

 

Banyaknya masalah dalam pengobatan TB yang membuat angka penularan dan kesembuhan TB tidak optimal mendorong sebuah penelitian untuk dilakukan oleh peneliti mahasiswa tugas akhir Prodi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi atas nama Yustina Nainggolan dibawah bimbingan ibu apt. Jelly Permatasari, M.Farm dan ibu apt. Indri Meirista, M. Sc. Pada penelitian ini sample adalah pasien TB Paru di wilayah kerja puskesmas X Kabupaten Musi Rawas Utara. Penelitian ini menggunakan kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Untuk mengukur kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis pada tahap awal dilakukan pengisian informend consent, pretest kuesioner kepatuhan, kemudian pasien di berikan edukasi farmasi, kemudian dilakukan post test. Selanjutnya data dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan edukasi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien.

 

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pergeseran skor kepatuhan sebelum (pretest) diberikan edukasi dengan setelah (posttest) diberikan edukasi oleh peneliti. Pada skor pretest kepatuhan pasien berada pada skor rendah dan sedang, tidak ada pasien yang memiliki skor dengan kepatuhan tinggi. Sementara, hasil postest pengukuruan kepatuhan menunjukkan hasil yang lebih baik dengan skor rendah bberkurang dan skor sedang dan tinggi bertambah.

 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pihak terkait dalam memilih metode untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien TB. Peneliti berharap metode ini dapat dilanjutkan baik pada pasien TB maupun pada pasien penyakit lain agar kepatuhan minum obat dapat dipertahankan sehingga capaian pengobatan dapat optimal. (Yustina)