Jambi- Kanker serviks merupakan suatu
penyakit keganasan pada leher rahim dan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di dunia. Saat ini terapi yang diberikan pada wanita yg didiagnosa kanker serviks adalah dengan pemberian obat sitostatika yaitu obat yang dapat membunuh sel kanker. Meningkatnya jumlah penderita kanker serviks dan berkembangnya penyakit ini mendorong penggunaan obat sitostatika yang semakin luas dan beragam baik di rumah sakit maupun di pelayanan kesehatan lain yang menangani pasien kanker serviks tersebut.
Untuk itu sebuah penelitian telah di lakukan di sebuah rumah sakit di kota Jambi dengan menggunakan sample berupa data pasien kanker serviks tahun 2019 yang memenuhi syarat dan ketentuan penelitian. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil penggunaan obat sitostatika pada pasien kanker serviks. Penelitian dilakukan oleh penulis di bawah bimbingan Ibu apt. Rasmala Dewi,M.Farm dan Bapak Deny Sutrisno, M.Pd.
Dalam penelitian ini terdapat 70 pasien kanker serviks yang memenuhi kriteria untuk di jadikan sebagai sample dari 219 pasien yang ada di tahun 2019. Sebagian besar berada dalam rentang usia 46- 55 tahun sebesar 51,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat sitostatika yang diberikan dalam kemoterapi semua dalam bentuk kombinasi yaitu Doxetaxel dan Oxaliplatin 61,4%, Paclitaxel dan Carboplatin 32,8% dan, Bleomicin dan Cisplatin 5,7%. Penggunaan obat di sesuaikan dengan stadium kanker. Keluhan pasca penggunaan obat sitostatika mual, muntah,pusing dan lemas. Hal ini dapat terjadi sebagai efek samping penggunaan obat sitostatika.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun pihak terkait dalam manajemen pengobatan pasien kanker serviks di masa mendatang sebagai sumbangsih data dan informasi.
(*penulis sekaligus peneliti adalah mahasiswi Prodi Farmasi STIKES harapan Ibu Jambi).