KHAMPARAN.COM - SAROLANGUN – PKK Kabupaten Sarolangun saat ini telah menjalankan program Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) dalam meningkatkan peran keluarga khususnya orang tua dalam membentuk dan membangun karakter setiap anggota keluarga dengan penetapan pola asuh yang tepat.

Pasalnya, beberapa tahun belakangan ini di wilayah Kabupaten Sarolangun kasus kekerasan seksual terhadap anak tidak bisa dipandang sebelah mata, karena sudah banyak yang terjadi kasus kekerasan ini.

Ketua PKK Sarolangun Ny Hj Rosita Endra mengatakan tentunya hal itu menjadi salah satu perhatian dari PKK Sarolangun bagaimana kedepan perhatian terhadap anak dan remaja dapat ditingkatkan sehingga meminimalisir kejadian kekerasan seksual maupun pergaulan bebas para anak dan remaja.

“Kitakan ada program PAAREDI namanya, memang masih baru dua tahun ini. Tapi kita sudah jalankan di Sarolangun, tapi mohon dukungan dari para orang tua agar program ini berjalan, karena program ini lebih diperhatikan di era digital saat ini,” kata Rosita Endra, Senin (10/01/2022) lalu.

Salah satu perhatian yang mesti dilakukan para orang tua, kata Rosita Endra, bahwa harus memperhatikan dan membatasi para anak dan remaja dalam menggunakan gawai (gadget) atau smartphone. Karena melalui alat canggih itu, bisa mengakses informasi apapun dan juga banyak hal-hal yang tidak layak dikonsumsi oleh anak.

“Maka selaku orang tua. Membatasi dan mempelajari, ada anak-anak memakai gadget itu untuk membuat tugas, selaku orang tua jangan dibodohi karena bukan membuat tugas tapi malah yang lainnya yang tidak layak di konsumsi oleh anak-anak,” katanya.

“Saya sangat prihatin bahwa harus juga mempelajari apa fungsi dan memahami gadget itu sendiri, dan membatasilah agar anak-anak tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tidak kita inginkan,” kata dia menambahkan.

Menurutnya, alangkah baiknya para orang tua memberikan pemahaman kepada anak dan remaja soal bahaya pergaulan bebas dan bahayan dalam menggunakan gadget karena tidak semuanya bernilai positif, banyak juga hal negatif yang bisa dicerna oleh anak.

“Orang tua harus memberikan perhatian kepada anak-anak, untuk lebih mempelajari agama lebih dalam. Dengan mengikuti pengajian, baik anak-anak maupun remaja. Sekarang inikan banyak iklan yang tidak layak dikonsumsi anak jadi itu dibatasi lah, intinya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,” katanya. (*)