Jambi- Menurut hasil penelitian Pesticide Action Network Asia dan the Pasific (PANAP) terdapat 317 kasus keracunan pestisida di beberapa wilayah Indonesia pada tahun 2003. Selain itu menurut data Sentra Informasi Keracunan Nasional (Sikernas) pada tahun 2014 terdapat 710 kasus keracunan pestisida di berbagai wilayah Indonesia dikarenakan terpapar pestisida baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.

Kecamatan Paal Merah merupakan salah satu Kecamatan di Kota Jambi. Meskipun berada di tengah kota Kecamataan Paal Merah masih memiliki potensi pertanian, dengan lahan pertanian yang terpusat di kelurahan-kelurahan yang berada di pinggiran paal merah salah satunya adalah Kelurahaan Paal Merah yang menjadi tempat untuk penelitian ini. Dimana berdasarkan pengujian awal hasil dari uji hemoglobin dari 3 petani  dapat dilihat bahwasanya kadar hemoglobinnya berada diatas parameter kadar hemoglobin seharusnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan terhadap kadar hemoglobin pada petani di Kelurahan Paal Merah I Kota Jambi. 

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Adapun populasi penelitian ini adalah sebanyak 121 orang petani yang terdapat di  kelurahan paal merah 1 dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan chi square (X2). Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hemometer digital. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan observasi serta pengukuran kadar hemoglobin.

Hasil penelitian menunjukkan dari total 55 responden terdapat 38,18% responden memiliki kadar hemoglobin yang normal dan 61,81% responden memiliki kadar hemoglobin yang tidak normal. Adapun parameter yang di ukur dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kadar hemoglobin yaitu pengetahuan, kelengkapan APD dan lama penyemprotan. Berdasarkan tingkat pengetahuan terdapat 49,09% yang memiliki pengetahuan yang baik dimana terdiri dari 40,7% dengan kadar hemoglobin normal dan 59,3% dengan kadar hemoglobin tidak normal. Sedangkan berdasarkan kelengkapan APD diketahui sebanyak 49,09% lengkap namun hanya 44,4% saja yang memiliki kadar hemoglobin normal dan 55,6% tidak normal. Untuk parameter lama penyemprotan diperoleh hasil 74,54% yang tidak beresiko dengan kadar hemoglobin normal 37,1% sedangkan tidak normal 62,9%. 

Untuk mengetahui hubungan tiap-tiap parameter yang di ukur terhadap kadar hemoglobin berdasarkan uji statistik diperoleh hasil uji chi-square 0,147 dengan nilai p-value  0,701 untuk pengetahuan sehingga hal ini menunjukkan tingkat keeratan yang tinggi antara tingkat pengetahuan dengan kadar hemoglobin pada petani sayur di Kelurahan Paal Merah Kota Jambi Tahun 2020. Keeratan hubungan yang tinggi juga ditunjukkan antara frekuensi lama penyemprotan dengan kadar hemoglobin berdasarkan uji statistik diperoleh nilai dari Chi-Square 0,048 dan  p-value 0,826. Sedangkan berdasarkan kelengkapan APD diperoleh hasil uji statistik dengan nilai p-value 0,348.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, penggunaan APD dan lama penyemprotan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin pada petani di Kecamatan Paal Merah I Kota Jambi berdasarkan uji statistik yang diperoleh namun tetap menunjukkan tingkat keeratan yang tinggi. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan maupun pertanian terhadap pemahaman petani terkait pestisida yang berdampak terhadap rendahnya pengetahuan petani terhadap tata kelola pestisida yang aman bagi kesehatan. Dan  masih terdapat responden yang tidak patuh dalam penggunaan APD karena dianggap mengganggu dan ribet saat bekerja. 

Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat berkontribusi terhadap perbaikan dan peningkatan yang lebih baik lagi pada masa mendatang terhadap praktik pengelolaan pestisida dengan benar pada saat penyemprotan tanaman seperti penggunaan APD untuk memproteksi diri, kesesuaian dosis penggunaan pestisida, jumlah dan jenis pestisida yang digunakan  dan frekuensi lamanya penggunaan dan penyemprotan pestisida. Tentunya tidak lepas dari dukungan serta edukasi dari pihak terkait kepada para petani. 

*) Penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan Ibu Rara Marisdayana dan  Bapak Eko Mirsiyanto.