KHAMPARAN.COM, KERINCI - Kabupaten Kerinci kini dilanda kekhawatiran akibat luapan air Danau Kerinci yang telah mencapai pemukiman warga. Kejadian ini disebabkan oleh intensitas hujan yang semakin tinggi, menyebabkan pembesaran aliran sungai di sejumlah wilayah Kabupaten Kerinci.
Akibat tingginya curah hujan, Danau Kerinci mulai meluap dan menerima aliran air dari sungai-sungai sekitarnya. Kejadian ini bukan hanya menjadi ancaman terhadap pemukiman warga, tetapi juga mengakibatkan banjir yang merendam sawah, rumah, dan ruas jalan, menyebabkan tiga desa terisolasi, yaitu Desa Tanjung Tanah, Simpang Empat, dan Dusun Baru Tanjung Tanah.
H. Halawi Sutan Irdat, Mantan Kepala Desa (Kades) Simpang Empat periode 2001-2008, menyampaikan bahwa Sungai Batang Merao dari daerah Siulak, melintasi Desa Semurup dan sekitar Kota Sungai Penuh, mengalir ke Danau Kerinci. "Danau Kerinci, sebagai tempat penampungan terakhir, kini meluap dan mengakibatkan dampak signifikan terhadap rumah dan sawah warga di Desa Tanjung Tanah, Simpang Empat, dan Dusun Baru Tanjung Tanah. Danau ini tidak mampu menampung kiriman air yang begitu besar dari sungai-sungai lain," ujar Halawi dengan nada sedih.
Menurut Halawi, Sungai dari Desa Hiang yang melintasi sungai di Desa Ambai dan sungai di Desa Cupak juga mengalir ke sungai Tanjung Tanah dan ditampung oleh Danau Kerinci.
Sayangnya, Pemerintah Desa tidak segera merespons situasi ini, sementara rumah warga terus tergenang air. Halawi menegaskan bahwa Kades seharusnya mengambil tindakan cepat dan memberikan prioritas kepada warga. "Sampai saat ini belum ada bantuan atau tindakan cepat dari Kades setempat. Jika kami tidak diperhatikan, lebih baik ketiga Kades mundur saja," tegas Halawi.
Tuntutan serupa disuarakan oleh Muhammad Syafiq, seorang mahasiswa Danau Kerinci, yang menyayangkan kurangnya tindakan nyata dari ketiga Kades dalam menangani dampak bencana banjir yang semakin parah. "Warga terpaksa membeli makanan di warung dengan jarak tempuh lebih dari 10 km. Jangankan bantuan sembako dari pemerintah desa, dapur umum saja tidak disediakan oleh Desa. Dana besar selama ini dikemanakan? Seharusnya ada Dana Darurat Desa yang wajib dikeluarkan dalam kondisi darurat seperti ini," paparnya.
Meskipun bantuan dari Polres dan Pemerintah Kabupaten sudah mulai masuk, tapi penyalurannya tidak merata dan terhambat oleh kebijakan ketiga Kades yang lebih memihak kepada keluarga dan orang terdekat mereka sendiri. Penyaluran bantuan yang tidak merata ini semakin memperburuk kondisi warga yang telah terdampak banjir.
"Situasi ini menggambarkan kegagalan kepemimpinan di tingkat Desa dalam menghadapi bencana alam dan menunjukkan perlunya respons cepat serta distribusi bantuan yang adil dan merata,"kata Muhammad Syafiq dengan nada yang keras. (Jai)