Oleh : Taufik Hidayat, S.H

(Aktivis Sosial Sungai Penuh) 


KHAMPARAN.COM, SUNGAI PENUH - Iklim politik Kota Sungai Penuh sepertinya tidak begitu banyak mengalami perubahan, kontestasi politik Pilwako Kota Sungai Penuh yang akan di gelar November mendatang memunculkan sejumlah nama dengan sejuta manuver politik yang di pamerkannya.

Sebut saja nama Dr. Alvia Santoni akademisi ulung yang juga Wakil Wali Kota Sungai Penuh sekarang ini, Fikar Azami, SH,MH tokoh muda yang sebelumnya pernah menjadi penantang tangguh Ahmadi-Antos, Alfin, SH pemain baru yang digadang-gadang punya kekuatan finansial yang tak bisa diremehkan, tak kalah penting sosok seorang petahana Drs. Ahmadi Zubir, MM.

Sejumlah asumsi politik pun mencuat di tengah-tengah dinamika yang kian menarik atensi masyarakat, dimulai dari sosok Fikar Azami anak kandung mantan Wali Kota Sungai Penuh 2 Periode Asafri Jaya Bakri, setelah berhasil membawa golkar menjadi pemenang pileg kemaren namanya menjadi tersohor sejagat Sungai Penuh, tetapi di sisi lain gaya politiknya yang terkesan musiman membuat sebagian masyarakat meragukan komitmennya.

Hal ini lantaran pasca pilwako 2020 kemaren sosoknya tak pernah lagi tampil di tengah masyarakat dan lebih memilih bermukim di Kota Jambi, Alhasil banyak sekali ia alpa dalam banyak momentum penting seperti bencana banjir yang melanda sungai penuh akhir-akhir ini, kealpaannya dalam beberapa tahun terkahir ini memunculkan persepsi tentang sosoknya yang hanya memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan politik saja sehingga dinilai tak cukup tangguh untuk mengalahkan sosok petahana Drs. Ahmadi Zubir, MM.

Menyusul nama Fikar Azami, ada sosok Alvia Santoni politikus PPP yang juga Wakil Wali Kota Sungai Penuh mendampingi Ahmadi Zubir, akhir-akhir ini sikap politiknya semakin menunjukan perlawanan yang serius terhadap kinerja pemerintah, padahal sebetulnya ia sendiri adalah bagian dari pemerintahan terpilih yang di lantik 25 Juni 2021 lalu, performa dirinya tidak begitu meyakinkan masyarakat dan kekuatan elektoralnya pun tidak sekuat yang diabayangkan loyalisnya, hal ini berkaca dari hasil pileg kemaren suara Partai PPP yang di pimpinnya hanya jalan di tempat alias stagnan saja, PPP yang sebelumnya memang punya 1 kursi di tiap-tiap dapil dan bukan menjadi unsur pimpinan dewan.

Ditangannya nasib PPP masih tidak berubah seperti sedia kala dimana PPP masih dengan 3 kursi dan bukan bagian dari unsur pimpinan, tentu kenyataan seperti ini menegaskan betapa kekuatan elektoral seorang Alvia Santoni tidak setangguh yang dibayangkan, ditambah pula persepsi liar soal kekuatan finansialnya yang dinilai tidak begitu perkasa membuat dirinya tidak cukup kuat untuk mengalahkan sosok petahana.

Di sisi lain, Dapil 3 Kota Sungai Penuh sepertinya bergelimang tokoh, selain nama Fikar Azami nama Alfin, SH tiba-tiba muncul tak terduga, sosoknya terlihat paling gencar dengan alat peraga sosialisasi di bandingkan pesaing lainnya, hampir setiap ruas jalan fotonya selalu hadir dengan senyuman manis yang memikat, hal ini dikarenakan ia sosok baru yang tak pernah muncul ditengah masyarakat, track recordnya yang belum melekat membersamai masyarakat membuat dirinya dinilai susah untuk meyakinkan banyak orang.

Berbeda dengan sosok Ahmadi Zubir petahana, secara sosial sosoknya dinilai tidak berubah dengan masyarakat luas, pemerintahannya yg hanya 3 tahunan saja menjadi moda untuk meyakinkan masyarakat untuk tetap melanjutkan ke periode ke 2.

Sebut saja misalnya prestasi yang cukup berkeliber di bidang SDM yaitu MTQ Provinsi Jambi dimana sudah belasan tahun Kota Sungai Penuh hanya bersaing di posisi paling bawah bersama tetangga sebelah Kabupaten Kerinci, di tangannya pergelaran MTQ Provinsi Jambi ke 52 Tahun 2023 di Kabupaten Sarolngun.

Kota Sungai Penuh berhasil meraih peringkat ke 5 setelah sebelumnya MTQ Ke 51 di Kota Sungai Penuh berhasil menduduki peringkat ke 4, ditambah lagi keseriusannya dalam pembangunan SDM di Kota Sungai Penuh dengan program satu kecamatan satu Rumah Tahfidz dan beasiswa pendidikan mendapat respon positif dari masyarakat.

Kepiawaiannya dalam menjalin hubungan emosional dengan akar rumput tidak perlu diragukan lagi sehingga sampai saat ini sosoknya dinilai masih diatas angin dan sulit untuk di kalahkan.

Hanya saja, sang petahana Ahmadi Zubir tinggal meyakinkan masyarakat bahwa Sungai Penuh dibawah kepemimpinannya mengalami perubahan, dan masyarakat bisa menilai dengan waktu yang singkat sejauh mana program di bawah kepemimpinannya terealisasi, itulah yang menjadi acuan dasar masyarakat untuk menilai sang petahana layak melanjutkan untuk periode ke 2.


Editor : M. Hidayat