Jambi— Osteoarthritis (OA) adalah penyakit radang pada sendi dan tulang yang menimbulkan rasa nyeri. Penyakit ini umumnya banyak menyerang bagian lutut, tangan, kaki, bahu, panggul, dan tulang belakang diantara sendi-sendi yang terlibat. merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab utama kecacatan di antara orang dewasa yang lebih tua. Begitupun di provinsi Jambi pasien OA ini masih banyak ditemui di hampir semua rumah sakit.


Mengingat luasnya penyakit OA ini perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui profil pengobatan yang diberikan sebagai upaya dalam melihat perkembangan terapi OA dari masa ke masa. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh mahasiswa tugas akhir Prodi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi atas nama Lili Astri untuk mengetahui gambaran terapi OA pada salah satu rumah sakit dengan jumlah pasien 107 orang. Penelitian dilakaukan di bawah bimbingan ibu apt. Jelly Permatasari, M.Farm dan bapak Deny Sutrisno, M.Pd. 


Hasil penelitian menunjukkan 60,75% OA diderita oleh kaum perempuan dengan profesi terbanyak sebagai ibu rumah tangga sedangkan berdasarkan kategori usia didominasi oleh usia diatas 56 tahun. Terapi yang diberikan terdiri dari obat-obatan dan fisioterapi. Obat terdiri dari Pereda nyeri atau analgetik seperti meloxicam, Na diklofenak, ibuprofen dan asam mefenamat. Selain itu juga diberikan gabapentin, glukosamin sebagai nutrisi dan juga dapat menurunkan instensitas nyeri sendi, kalsium laktat dan vitamin B komplek. Meloxicam, gabapentin dan glukosamin merupan obat yang paling banyak diresepkan. Sementara jenis fisioterapi yang diberikan TENS(Transcutaneuos Electrical Nerve Stimulation), Resistive Exersice( latihan fisik) merupakan fisioterapi yang paling banyak diberikan, IR (Infrared), SWD(Short Wave Diathermy), USD(Ultrasound Diathermy), Diathermy other physical therapy, Diathermy heat physical therapy. 


Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih harus dilengkapi dengan penelitian selanjutnya seperti evaluasi pengobatan yang diberikan terhadap luaran terapi yang dihasilkan. Namun setidaknya penelitian ini merupakan langkah nyata sebagai pendekatan awal untuk tahapan kedepan dalam kontribusi data yang dapat bermanfaat dalam peninjauan perkembangan penatalaksanaan pengobatan OA dimasa mendatang.


Pada kesempatan ini peneliti juga ingin mengucapkan terimaksih kepada semua pihak terkait yang telah berkenan terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat berkontribusi sebagai sumber informasi baik untuk masyarakat umum, pendidikan maupun  khususnya bagi pihak rumah sakit dan lembaga terkait. (Lili)