Antibiotik adalah zat aktif yang sangat berperan penting dalam pengendalian infeksi. Selain penggunaannya dalam terapi antibiotik juga digunakan untuk pencegahan infeksi dalam dunia medis disebut dengan istilah profilaksis. Diberikan pada kondisi yang diduga dapat terjadi infeksi seperti pembedahan (operasi).

Saat ini penggunaan antibiotik sudah sangat meluas dikalangan masyarakat, bahkan dapat diperoleh tanpa resep dokter. Idealnya antibiotik hanya dapat diberikan dengan resep dokter atau melalui konsultasi apoteker penanggung jawab apotek. Kenyataannnya antibiotik digunakan hampir disetiap kondisi sakit oleh masyarakat yang meyakini dapat sebagai profilaksis atau mencegah infeksi seperti pada kondisi demam, flu, diare, sakit gigi dan kondisi lainnya. tentu eksistensi penggunaan antibiotik seperti ini merupakan hal yang tidak tepat karna akan berdampak pada resistensi atau hilangnya kemampuan antibiotik dalam pengobatan infeksi.

Sebuah penelitian telah dilakukan oleh mahasiswi tingkat akhir prodi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi atas nama Intan Tri Silvina diawah bimbingan ibu apt. Jelly Permatasari, M. Farm dan bapak Mukhlis Sanuddin, M.Sc. Penelitian di lakukan di salah satu rumah sakit swasta di provinsi Jambi untuk mengetahui sejauh mana eksistensi antibiotik digunakan sebagai profilaksis. Sample yang diambil adalah pasien bedah Caesar tahun 2022. Jumlah sample diambil berdasarkan ketentuan besar sample minimal yang dibutuhkan dan diambil secara acak.

Hasil penelitian menunjukkan seluruh pasien diberikan antibiotik profilaksis golongan sefalosporin. Profilaksis pada kondisi bedah Caesar ini diberikan untuk mencegah infeksi luka operasi (ILO) atau infeksi daerah operasi (IDO) yang dapat terjadi pasca operasi.

Idealnya penggunaan antibiotik sebagai profilaksis juga memiliki pedoman. Setiap kondisi bedah membutuhkan antibiotik profilaksis yang berbeda. Hal ini berdasarkan studi mikroorganisme yang cenderung menginfeksi daerah luka tertentu juga berbeda-beda. Untuk antibiotik profilaksis bedah Caesar sendiri mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi yang menggambarkan kondisi antibiotik profilaksis yang digunakan rumah sakit saat ini khususnya pada bedah Caesar. Dan jenis antibiotik yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai data sejauh mana eksistensi jenis antibiotik tersebut digunakan dalam dunia medis. (Intan)