Jambi--Senyawa zink (II)
dimetil ditiokarbamat merupakan hasil dari senyawa kimia yang disintesis berguna
dalam pengobatan. Zink atau yang dikenal sebagai seng adalah unsur kimia yang banyak memiliki manfaat
terutama dibidang kesehatan seperti memperkuat daya tahan tubuh, meredakan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu senyawa
ditiokarbamat juga memiliki manfaat dalam pengobatan yaitu untuk mengatasi
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Penemuan senyawa kimia
baru ini sangat berguna bagi bidang kefarmasian terutama dalam
pembuatan obat baru yang lebih efektif dan efek samping yang minimal.
Berdasarkan
kesepakatan yang ditetapkan oleh World
Health Organization (WHO), bahwa penemuan obat baru yang akan digunakan untuk tujuan
pencegahan dan pengobatan harus melalui tahapan uji praklinik pada hewan uji. Dari uji ini diperoleh informasi tentang efek
farmakologi, profil farmakokinetik dan toksisitas dari obat baru. Pada uji praklinik ada dua pengujian,
yang pertama pengujian in vitro mengunakan sel
kultur seperti bakteri, jamur,
dan virus serta yang kedua pengujian in vivo dilakukan menggunakan hewan uji.
Penelitian mengenai senyawa
sintesis ini dilakukan dan diuji praklinis secara in vivo menggunakan hewan uji mencit dan telah dilaksanakan oleh
penulis dibawah bimbingan Bapak Mukhlis Sanuddin, M.Sc dan Ibu apt. Aisa Dinda
Mitra, M.Farm. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium STIKES Harapan
Ibu Jambi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya efek toksik atau
gejala keracunan dari senyawa yang
disintesis tersebut terhadap hewan uji mencit.
Dalam penelitian ini
menggunakan 50 ekor mencit putih dengan berat badan kisaran 20 gram sampai 30
gram yang telah memenuhi ktriteria untuk dijadikan hewan uji. Mencit tersebut terdiri
dari lima kelompok dan diberi sediaan uji senyawa zink (II)
dimetilditiokarbamat dengan dosis yang berbeda setiap kelompok. Dari hasil sediaan
uji yang telah diberikan ke mencit, pada
dosis 761 mg/KgBB mencit mengalami gejala keracunan sehingga sintesis senyawa
obat zink (II) termasuk kategori toksik sedang. Adapun gejala keracunan yang
dialami mencit tersebut diantaranya yaitu mengalami kejang, tremor, sakit pada
area mata, ekornya tegang, bulu berdiri, dan nafas yang tidak beraturan bahkan
ada mencit yang mengalami kematian. Hewan uji tersebut mengalami kematian
disebabkan karena dosis obat yang diberikan terlalu tinggi sehingga tidak mampu
bertahan hidup.
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
sangat penting sekali senyawa obat baru dilakukan
pengujian praklinik menggunakan hewan uji sebelum dilakukan pengujian klinik ke
manusia untuk mengetahui dosis aman serta gejala-gejala keracunan yang
ditimbulkan. Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai adanya penemuan obat baru serta
uji yang dilakukan terhadap obat baru tersebut. (Annisa)