Oleh: Reski Afdol

Kabid Hikmah PC IMM Kerinci

KHAMPARAN.COM, KERINCI - Setiap kali momen politik tiba, terutama saat kontestasi seperti Pilkada, isu lama kembali muncul—isu pembagian wilayah. Hilir, Tengah, dan Mudik sering kali dipakai untuk memecah belah masyarakat Kerinci. Padahal, Kerinci adalah utuh dan satu kesatuan. Namun, narasi ini terus digoreng demi kepentingan politik jangka pendek. Apakah kita sadar dampaknya? Bahwa masyarakat yang akan menjadi korban?

Isu ini biasanya dilontarkan dengan satu tujuan: untuk menimbulkan perpecahan. Bagi para politisi yang ingin mendapatkan keuntungan instan, mengadu wilayah adalah taktik licik yang mudah dilakukan. 

Jika paslon dari bagian Mudik menang, maka warga Hilir dikatakan akan dirugikan, dan begitupun sebaliknya. Ini pola lama yang terus diulang. Namun, yang jarang disadari oleh masyarakat adalah dampak jangka panjangnya, yang jauh lebih berbahaya dari sekadar kemenangan politik semata.

Kita perlu bertanya, apa yang terjadi ketika masyarakat terus-menerus dikotak-kotakkan berdasarkan wilayah? Yang terjadi adalah keretakan sosial. Perpecahan antar-warga yang sebelumnya hidup rukun dan damai kini terpecah belah hanya karena ambisi sekelompok elit. Seolah-olah, kemenangan satu wilayah menjadi kerugian bagi wilayah lain. Padahal, pemimpin daerah yang baik harusnya memimpin untuk seluruh rakyat, bukan untuk satu kelompok atau wilayah.

Kerinci adalah satu kesatuan. Pembagian wilayah ini hanya ada dalam wacana yang dibuat-buat oleh mereka yang berkepentingan. Kita tidak boleh terpengaruh oleh isu musiman ini. Tugas kita sebagai masyarakat adalah mengedepankan rasionalitas. Kita harus melihat lebih dalam, menilai dari visi misi, karya nyata, kepemimpinan, dan karakter calon pemimpin. Bukan asal memilih berdasarkan letak geografis atau asal daerah.

Politik adalah soal masa depan daerah dan warganya, bukan soal memenangkan satu wilayah di atas yang lain. Ketika kita terjebak dalam isu-isu pembagian wilayah ini, kita sedang membiarkan diri kita dipermainkan oleh agenda-agenda yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat secara keseluruhan. Kerinci tidak akan maju jika kita terus terpecah belah. Kita hanya akan menjadi pion dalam permainan besar yang tak menguntungkan siapa pun kecuali mereka yang ada di puncak kekuasaan.

Sebagai warga Kerinci, kita harus lebih bijaksana. Tidak mudah terprovokasi oleh retorika yang menekankan perbedaan wilayah. Mari kita kembali ke prinsip awal: Kerinci itu utuh. Mari memilih berdasarkan kriteria yang benar, bukan karena iming-iming geografis yang tak relevan dengan pembangunan dan kesejahteraan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang membawa manfaat bagi semua, tanpa memandang asal-usulnya.