Khamparan - DPRD Provinsi Jambi berharap kepada Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan melalui APBN terkait dengan keberlangsungan pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung di Pesisir Timur Jambi.

Wakil Ketua (Waka) DPRD Provinsi Jambi Faizal Riza pembangunan tersebut jangan sampai mangkrak, karena sudah terlalu banyak APBD Provinsi Jambi yang digelontorkan untuk Pelabuhan Ujung Jabung itu. Seperti pembebasan lahan sudah dua kali dianggarkan.

"Karena besar nya kebutuhan untuk pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung butuh bantuan pemerintah pusat, kalau tidak akan terbengkalai. Kalau terbengkalai, berarti sia-sia," ujarnya.

Selain itu kata Faizal, yang menjadi perhatian DPRD, yaitu terkait permintaan pembangunan jembatan Sungai Rambut yang menghubungkan Kecamatan Berbak dan Sadu. Apabila itu terealisasi, paling tidak akan membuka keterisoliran di dua kecamatan.

"Tetapi anggaran untuk membangun itu luar biasa besarnya, sekitar Rp200 Miliaran. Itu perkiraan dalam pembahasan pembahasan waktu kami di Komisi III dengan PU, sekarang belum ada anggaran nya," ungkapnya.

Saat ini menurut politisi dari Fraksi Gerindra itu, seakan bermain antara "telor dan ayam" dianggarkan bersamaan APBN atau APBD, mana yang harus lebih dulu."Kami dari DPRD pinginnya ada komitmen dulu dari APBN, berapa anggaran nya, baru APBD membantu disitu. Tapi mereka bilang mana anggaran dari Provinsi ni, agar APBN masuk," terangnya.

Faizal menjelaskan keinginannya Pemerintah Pusat terkait infrastruktur jalan dan jembatan harus ada kontribusi daripada Pemerintah Provinsi Jambi, tentu ini sudah dilakukan, seperti anggaran pembebasan lahan dan sebagian infrastruktur lainnya.

"Tapi belum ada ni anggaran dari pemerintah pusat, sehingga jika tidak dibantu pemerintah pusat kita sangat yakin itu tidak akan bisa berjalan, itu salah satu kendalanya," jelasnya.

Faizal mengatakan ada juga skema lain yang ditawarkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yaitu melalui pinjaman atau mendatangkan investor untuk pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung tersebut. "Pertanyaannya, mau atau tidak investor membangun disitu, di tengah kondisi perekonomian seperti ini dan lokasi juga masih berat," pungkasnya.