Jambi- Menurut Global Iniative For Asma (GINA) menyatakan asma mempengaruhi 300 juta orang diseluruh dunia. Menurut World Health Organizatoin (WHO) Di Indonesia sekitar 235 juta menderita asma dan 383.000 kematian akibat asma. Menurut Hasil Riskesdas sekitar 23.713 orang menderita asma diIndonesia,untuk diprovinsi Riau terdapat 558 orang menderita asma. Pada tahun 2019 asma termasuk 10 penyakit terbesar sepanjang tahun dengan biaya terapi penggunaan obat asma sangat banyak dan tinggi  maka diperlukan pilihan terapi obat yang efektif dengan biaya minimum. Hal ini diperlukan kajian farmakoekonomi. 

Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui biaya medis langsung dan menganalisa efektivitas obat terhadap biaya penggunaan obat salbutamol dan aminophylin di RSUD Raja Musa Sungai Guntung Riau. 

Metode penelitian ini adalah non ekperimental dengan rancangan deskriptif, data retrospektif tahun 2017-2019. Sampel adalah pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi yang diambil secara purposive sampling.

Dari hasil penelitian sampel yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 30 pasien. Persentase lama rawatan <5hari (88,23%) dan >5hari (76,92%).Rata-rata biaya medis langsung salbutamol Rp.1.336.641dan aminophylin Rp.1.465.987. Nilai ACER salbutamol Rp.15.149,-/peningkatan efektivitas dan aminopylin Rp.19.058,-/peningkatan efektivitas. 

Cost Effectiveness Analysis biaya penggunaan obat asma pada pasien rawat inap RSUD Raja Musa Sungai Guntung Riau pada tahun 2017-2019 yang paling efektif secara biaya dan outcome (lama Rawatan) adalah Salbutamol. 

 Harapannya hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam penatalaksanaan penyakit asma dalam pertimbangan pilihan terapi bagi pasien yang lebih efektif untuk masa yang akan datang.

*penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan ibu apt. Jelly Permatasari, M. Farm dan bapak Medi Andriani, M.Pham,Sci